Thursday, April 21, 2016

HAMDAN MENGEJAR MIMPI DENGAN TEKAD

Pagi itu udara sangat sejuk,dengan dihiasi kicauan burung yang bernyanyi merdu,menambah indah suasana,disinilah aku dilahirkan dan ditempat inilah kedua orang tua ku tinggal,Saat ini aku berusia 10 tahun,Sedikit banyak aku sudah merasakan asam garam kehidupan.Di tempat ini aku di besarkan bermain dan belajar,tentang indahnya keakraban berasama tetangga dan teman-temanku.Orang tuaku merupakan seperti orang tua yang ada didesa pada umumnya,di dalam kentalnya budaya adat melayu yang di pegang teguh oleh keduanya,Ayahku adalah seorang muslim yang taat,beliau selalu mengingatkan akan pentingnya kehidupan akhirat dan tanpa melupakan kehidupan dunia,ayah ku adalah bekerja sebagai pedagang ikan keliling,ia berjualan selepas sholat subuh hingga menjelang dzuhur,tak pernah terucap sekali pun dari mulutnya kata-kata keluhan,ia selalu mengutamakan kejujuran.aku ingat saat ia menasehatiku “Hamdan bersyukur itu merupakan pintu bagi manusia untuk mendekatkan diri kepada tuhan,dengan bersyukur hati akan menjadi tenang dan keikhlasan akan di dapat”.Menurutku itu adalah komitment teguh yang di pegang ayahku,saat itu aku belum mengerti maksudnya,tetapi kata-kata itu selalu terngiang di telingaku.Sedang ibuku,beliau seorang ibu rumah tangga seperti pada umumnya,yang kesehariannya memasak,mencuci,membereskan rumah dan sebagainya,satu hal yang menjadikan ibuku spesial adalah perhatiannya terhadapku,bisa dibilang begitu,karena ibu dirumah mempunyai kebiasaan yang menurutku mengganggu,tetapi sebagai seorang anak aku harus mematuhi segala peraturan yang dibuat oleh orang tua ku,beberapa kebiasaan rutin itu diantaranya,
Setiap hendak berangkat sekolah,aku harus sarapan dahulu dengan masakan yang melegenda dalam sejarah sarapan pagi yaitu nasi goreng,nasi goreng ini bukan nasi goreng seperti yang di sediakan di warung atau restoran,tetapi perpaduan antara cabai,bawang,ikan teri bisa dibilang apa adanya,bahkan sering terkesan nasi goreng yang dipaksakan.ya kadang bawang saja,tetapi walaupun begitu,kelezatannya tak tertandingi dan yang pasti tidak ada mungkin saya rasakan di tempat lain,
Sedang kebiasaan selanjutnya setelah pulang sekolah,yang pertama ditanya “Hamdan jangan lupa baju digantung,tas di rapikan,langsung mandi,jangan lupa sholat setelahnya” itu yang selalu di bilang ibu,aku hanya bisa menyahut kecil “ya bu “ ,kadang teringat dalam pikiranku saat bertamu kerumah teman,yang pertama yang ditanya rata-rata ibu mereka “Sudah makan nak?”.sebagian besar pertanyaannya sama,pokoknya tak satu pun dari orang tua temanku menanyakan pertanyaan itu.lantas dengan semua yang ada dalam pikiranku,aku tak pernah mengeluh,aku sadar ibuku tidak mau anaknya hanya tertempa untuk kehidupan dunia saja,karena sholat merupakan jembatan untuk meningkatkan keimananku dalam menapaki hidup.

        Kebiasaan ketiga,kebasaan ini kadang saya sukai kadang juga tidak saya sukai,ya karena kebiasaan ibuku selalu memeriksa nilai yang ada di buku-buku latihanku,ketika nilainya bagus,biasanya pelajaran ilmu pasti dan pelajaran agama islam,jika nilai bagus ibu pasti blang  “heeemmm begini la,gak salah ibu bilangkan,belajar yang bagus pasti dapat nilai yang baik” mendengar perkataan itu aku bisa tersenyum sumbringan,tetapi ketika dapat nilai jelek,langsung dunia seakan berhenti berputar,yang terjadi hanya suara halilintar yang menyambar bumi disiang bolong,ya ibu dengan kata-kata penuh nasehat yang menusuk jantung,dalam keadaan ini aku bukannya mati hanya ada rasa bersalah dalam hatiku,namun selain itu kata-kata ibu menguatkan tekad dalam diriku,begitulah hari-hariku dirumah dengan segala peraturan yang ada yang tidak bisa saya jabarkan semuanya.bersambung.....